The Last Moment (Fanfiction)

Senin, 08 Juli 2013 0 komentar
Author : ***** #takutdisantetpakedeathnote *plakkapaini xD
Tittle : The Last Moment
Desclaimer : narnia punya CS. lewis bukan punya gue T.T




Oke happy reading! ;D

===============

" disaat separuh hati kita pergi, bahkan pergi untuk selama-lamanya apakah kita masih bisa menerima itu semua? hanya cinta yang paling sejatilah yang berani nekat menyusul separuh hatinya itu di surga :') -Author "

===============

Secercah cahaya mentari menelisik masuk bersama sang angin yang mendesir dari celah-celah dedaunan. Gadis itu menutup matanya. meresapi setiap hembusan angin yang seolah menggambarkan isi hatinya selama ini.

"Kau harus membuang setiap perasaanmu."

Setetes air mata mengalir dari matanya yang perlahan terbuka, sorot matanya meredup. Gadis itu,, menyesali setiap perasaan yang diterimanya, menyesali setiap kenangan yang di ukirnya bersama pria itu. Seorang pria yang mampu menariknya keluar dari kehampaan.

"Perasaan yang tumbuh itulah yang pelan-pelan akan membunuhmu."

Dia merasakan kebas dihatinya, ketika kenyataan begitu kejam membangunkannya dari mimpi indah. Kenyataan yang tidak membiarkannya pergi dari lingkaran kesepian.
Dia tersenyum tipis, senyum yang menggambarkan ketegaran dari beban yang dirasakannya sekarang. Dia tidak dibenarkan untuk memilih. Karena semuanya sudah jelas, perasaan yang dimilikinya adalah kesalahan yang terindah.

ia terus memeluk lututnya ditepi Danau tenang yang dikelilingi oleh pepohonan. ia terus mengulang semua kenangan bersama pria itu, pria yang selalu menghiburnya, menemaninya disaat dia susah ataupun senang, hingga hari petaka itu tiba pria itu meninggalkannya karena suatu alasan orang tuanya menyuruhnya pindah ke amerika dan Danau inilah yang menjadi saksi persahabatan antara stylina dan pria yang bernama Edmund itu "Edmund aku merindukanmu".

beberapa saat kemudian terdengar suara detakan kaki yang lama kelamaan semakin mendekat. gadis itu dengan terburu-buru menghapus air mata yang mengalir dipipi cantiknya ketika menyadari keberadaan seseorang akan mendekatinya.

"oohh hayy.. ternyata ada orang juga disini"

lalu stylina menoleh keasal suara dan memberikan senyuman tipis dan menatapnya sekilas lalu menolehkan kepalanya ke tempat semula. terlihat sebuah pria berkemeja putih menghampirinya. orang itupun lalu memposisikan dirinya duduk disamping stylina. terjadi keheningan beberapa lama.

"ooh sedang apa kau disini?'' tanya orang itu membuka percakapan. "hanya menikmati keindahan alam" jawab stylina singkat. "oohh siapa namamu?" tanya pria itu lagi menoleh kearah gadis disampingnya. namun tak ada respon dari stylina. stylina hanya diam memandang Danau. karena tidak mendapat respon akhirnya pria itupun bertanya lagi "haiii siapa namamu?". kali ini stylina menatap tajam pria disampingnya itu "bisakah kau diam! tinggalkan aku sendiri!" ucap stylina agak ketus. "ohh maaf-maaf oke aku akan pergi" karena mendapat respon yang tidak menyenangkan akhirnya pria itupun bergegas pergi dengan perasaan bersalah. mungkin kali ini mood stylina sedang tidak bagus mungkin ia masih belum bisa menerima pria masa kecilnya yang pergi meninggalkannya itu.

beberapa saat kemudian tiba-tiba badannya lemas dan pandangannya buyar ia terus meronta berusaha menahan tapi apalah daya iapun pinsan beberapa saat kemudian.

-oOo-

"dimana aku?" stylinapun tersadar ketika beberapa saat pinsan diDanau tadi. ia masih belum sepenuhnya sadar dan kepalanya masih pusing. terlihat sebuah ruangan beserta perlengkapan dokter iapun mengerutkan dahinya. "aku dirumah sakit? siapa yang membawaku kesini?" ia berniat pergi keluar untuk mencari tahu informasi ia terus meronta dan berusaha berdiri namun apalah daya kepalanya masih terasa pusing dan belum mampu bangkit. beberapa saat kemudian tiba-tiba gagang pintu bergerak dan terlihatlah suster yang masuk kedalam ruangannya membawakan makan siang. "haii anda sudah sadar? anda harus memerbanyak istirahat agar tubuh anda pulih. oke selamat menikmati" suster itupun membawa semangkuk sup dan menaruhnya dimeja. "tunggu suster, siapa yang membawaku kesini" tanyaku kepada suster itu. "mmm... seingat saya tadi seorang pria berpakaian kemeja putih menggendong anda kesini. dan pria itu juga yang melunasi administrasi rumah sakit ini mba dan namanya kalau gk salah mmm... Edmund Pevensie" suster itupun menjelaskan kepada stylina. "kemeja putih? Edmund Pevensie?" stylina mengerutkan dahinya mengingat kembali kejadian sebelum ia pinsan. suster itu hanya mengangguk "oke lanjutkan kembali istirahatnya" suster itupun segera bergegas keluar dari ruangan.

DEG
"Edmund Pevensie? pria yang tadi kutemui diDanau adalah Edmund Pevensie?" senyumnya mengembang matanya berbinar-binar ia tidak menyangka pria masa kecilnya kini telah kembali. ada rasa bersalah dalam benaknya karena sudah memarahinya pas diDanau tadi lalu iapun segera mengistirahatkan tubuhnya sejenak memejamkan matanya lebih awal agar besok lebih pulih.

-oOo-

hari telah menjelang esok gadis itu pun sudah tak sabar menemui teman masa kecil yang selalu ia rindukan itu "mungkin saat ini ia sedang diDanau" batinnya. lalu stylina pun segera keluar dari rumah sakit dan segera bergegas ke Danau untuk menemui pria yang kemarin ia temui.
senyumnya mengembang ketika melihat pria yang kemarin ia temui sedang duduk ditepi Danau. dengan segera ia memeluk erat tubuh si pria itu "niaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaalllllllllllllllllll l..." dengan erat ia memeluk pria yang kemarin ia temui yang ternyata teman masa kecilnya itu. sontak saja pria itupun terkejut "oiii.. su-u-dahlah tak usah berlebihan seperti itu aku sudah memaafkanmu kok" ucap pria yang bernama Edmund itu dengan nafas yang sesak karena stylina memeluknya terlalu erat. "Edmund kau telah kembali kah? aku stylina kau ingatkan stylina? teman masa kecilmu dulu Edmund" ucap stylina tanpa melepaskan pelukannya. deg sontak saja Edmund pun terkejut mendengar pernyataan itu "be-be-narkah kau?" Edmund masih sedikit tidak percaya. "iya ini aku, masih yang seperti dulu" stylina masih belum melepaskan pelukannya. lalu Edmundpun menaruh tangannya ke kepala stylina dan mengelus lembut rambut stylina. "tak menyangka kita akan bertemu lagi aku tak mau berpisah denganmu lagi kita akan bersama selamanya kan?" Edmund meneteskan air mata kebahagiaan. "iya" stylina merespon singkat. sebuah kata penuh arti.

6 menit mereka menikmati pelukan hangat itu. dan terjadi keheningan beberapa saat. "stylina? stylina aku..." sahut Edmund gugup. "stylina, aku .. a-aku mm .. aku mencintaimu" lanjutnya nada terbata-bata gugup. mereka masih belum melepaskan pelukan mereka tapi tak ada respon dari gadis itu. "stylina? " sahut Edmund lembut. tapi masih saja tak ada respon dari gadis yang masih dipeluknya itu. lalu Edmundpun melepaskan pelukannya terlihat stylina dengan mata yang terpejam. "stylina kau sedang tidur?" tanya Edmund cemas, namun masih saja tak ada respon dari gadis itu. dengan raut wajah yang panik Edmund memeriksa denyut nadi gadis yang bernama stylina itu. dan deg sontak Edmund terkejut ketika memeriksa ternyata denyut nadi stylina berhenti. "stylinaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!" pupuslah sudah padahal baru saja mereka bertemu dan kini mereka sudah terpisah lagi bahkan kali ini untuk selama-lamanya. dan ucapan "iya" lah yang menjadi kalimat terakhir yang diucapkan gadis itu kini stylina telah tenang di alam sana dan memejamkan matanya untuk selama-lamanya. lalu karena melihat gadis yang dicintainya telah pergi, layaknya kisah romeo dan juliet Edmundpun menusukan sebuah ranting tajam ke dadanya dan mereka mati bersama

- END -

maaf kalau kata-katanya jauh sama EYD maaf bangeeeeeeeeett u,u *timpuk author pake upil* -_-

review ff GAJE ini di ffn KLIK DISINI

0 komentar:

Posting Komentar